“Kenapa tiba-tiba ada nilai itu? saya bukan orang yang dititipkan uang. Angka Rp 1,8 miliar itu dari mana? Hasilnya apa?,” ujar Vicky.
Vicky pun semakin kecewa dengan proses pengerjaan proyek yang tak sesuai perjanjian.
Menurutnya, banyak bagian lapangan yang rusak dan tak layak pakai sebelum lapangan digunakan.
“Sekarang sudah tidak bisa digunakan dan harus dibongkar karena lapangannya rusak, tergenang di mana-mana.”
Enggak mungkin bisa dipakai main kalau lapangannya kondisinya kayak gini.
“Coba anak kalian main di sini, enggak akan bisa. Ini pembangunannya gagal,” sesal Vicky.
Kini, Vicky Prasetyo menuntut tanggung jawab pihak kontraktor dengan hasil pengerjaan yang sesuai perjanjian.
Pihak Vicky mau melunasi semua biaya proyek setelah memastikan area olahraga dibangun sesuai perjanjian dan rencana. []
Tinggalkan Balasan