ERANASIONAL.COM – Kasus bullying di sekolah kerap terjadi. Pelakunya adalah pelajar, dan korbannya adalah pelajar lainnya.

Terbaru, kasus bullying di Binus School Serpong yang diduga melibatkan anak dari artis Vincent Rompies.

Para orangtua seharusnya mengetahui bahwa mereka bisa menjadi benteng utama untuk mencegah anaknya menjadi pelaku perundungan atau bullying di sekolah.

Psikolog Pendidikan Anak Tika Bisono mengatakan bahwa orangtua adalah kunci untuk mencegah anak menjadi seorang orang yang suka mem-bully.

Bahkan, Tika menyebut, rumah adalah penyebab seorang anak menjadi pem-bully.

“Anak-anak menjadi pembully itu penyebabnya rumah (orangtua) itu benar banget,” kata Tika, Kamis, 22 Februari 2024.

Tika mengungkapkan, anak yang menjadi pem-bully karena amarahnya kepada orangtua tidak tersalurkan sehingga mencari pelampiasan di luar rumah atau ke orang lain.

Karena itu, untuk mencegah terjadinya bullying, Tika menyarankan orangtua untuk melakukan beberapa hal berikut ini:

1. Mendiskusikan masalah bullying di rumah

Hal pertama yang harus dilakukan orangtua adalah membicarakan masalah bullying di rumah bersama anak-anak.

Anak-anak harus diberi tahu macam-macam perilaku bullying yang tidak boleh dilakukan di semua tempat termasuk rumah dan sekolah.

“Masalah bullying di bicarain di rumah. Dan ketika bullying terjadi di rumah ya dibahasnya juga di rumah. Misalnya, adik ditekan kakaknya, didorong dan lainnya,” kata Tika.

2. Menerapkan pola asuh demokratis

Hal kedua yang harus dilakukan orangtua adalah harus memilih pola asuh demokratis untuk mencegah anak menjadi pelaku bully.

Pemilihan pola asuh otoriter, penelantaran, hingga memanjakan berpotensi membuat anak menjadi pelaku bullying.

3. Membangun komunikasi yang baik

Ketiga, atau terakhir yang harus dilakukan orangtua adalah membangun komunikasi yang baik dan menjaga keseimbangan emosional anak.

Kata Tika, orangtua yang terlalu sibuk kerja dan tidak ada waktu untuk keluarga, akan membuat anak kesal terhadap orangtuanya. Namun, dia tidak berani mengutarakan, apalagi melawan.

“Akhirnya kekesalan anak disalurkan di luar rumah. Kalau dipendam malah enggak sehat,” pungkas Tika Bisono. (*)