JAKARTA, Eranasional.com – Masjid Agung At-Tin dipenuhi ribuan akhwat dari berbagai daerah yang antusias mengikuti acara yang menghadiri pendakwah Ustadzah Syarifah Aisyah Farid BSA.

Diawali dengan pembukaan Maulid Ad-Dibai oleh Ustadzah Aluyah Bagir Al Athos serta Hadroh Nurul Husna, kolaborasi dengan Ustadzah Nurjaelani. Selain membawakan maulid dan qosidah-qosidah islami, para ustadzah juga membawakan qasidah Maulia Inat salah satu syair yang dipersembahkan untuk Syekh Abu Bakar bin Salim.

Tentu saja Ustadzah Syarifah Aisyah Farid BSA yang merupakan salah satu keturunan, beliau juga ikut membawakan qasidah tersebut dengan sangat merdu yang juga diikuti oleh para jamaah dengan dengan semarak.

Dalam rangka menggali lebih dalam makna dan kemuliaan Muharram, Ustadzah Syarifah Aisyah Farid telah memainkan peran penting dalam menyebarkan pemahaman mendalam tentang bulan yang penuh berkah ini.

Foto: Istimewa

Beliau, dengan wawasan dan kebijaksanaan agama yang luar biasa, memancarkan kedamaian batin, mengingatkan kita tentang kemuliaan Muharram dengan menyuguhkan pesan yang mendalam.

Muharram bukan hanya memperingati sekedar hijrahnya Nabi meninggalkan kota kelahiran beliau, bukan hanya karena suatu perintah dari Allah SWT, juga bukan hanya hijrah karena menerima perlakuan zalim dari kaum kafir.

Tetapi hijrahnya Nabi dari Mekah, kota kelahirannya, menuju ke Madinah adalah peristiwa penting dalam sejarah Islam yang dilakukan untuk melindungi dan menyebarkan ajaran Islam dalam suasana yang lebih aman dan kondusif.

Hijrahnya Nabi menyelamatkan agama ini agar sampai kepada umat hingga akhirnya Islam bisa sampai kepada kita saat ini.

Dan Nabi menjalankan hijrah dengan tulus dan penuh keyakinan, sejalan dengan petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT.

Sebagaimana Firman Allah, yang disebutkan Ustadzah Syarifah Aisyah Farid dalam Surat At Taubah Ayat 128:

Laqad ja’akum rasulum min anfusikum ‘azizun ‘alaihi mā aanittum ḥariṣun ‘alaikum bil-mu’minina ra’ufur raḥim(un).” Artinya: “Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri.

Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin.”

Beliau mengingatkan kepada kita bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang sangat peduli, penuh kasih, khususnya kepada segenap muslimin, muslimat, mukminin & mukminat.

Lalu beliau mengingatkan kita kembali untuk merenungi tentang kepedulian Nabi pada ummat yang begitu tinggi.

“Lalu dimana letak kepedulian kita pada ajaran Nabi? Letak kepedulian kita pada sunnah Nabi? Dimana letak kecintaan kita ingin dekat dengan Nabi? Siapkah kita tidak satu surga dengan Nabi?”. Pertanyaan mendalam yang menggetarkan hati seolah kita disadarkan sudah waktunya untuk bersiap dan bersikap.

Ustadzah Syarifah Aisyah Farid BSA, dengan pengetahuan dan keterampilannya dalam menyentuh hati, telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang dalam memaknai Muharram. Dibalik kemuliaan Muharram, ada peran penting dari individu seperti beliau yang membantu membawa cahaya pemahaman dan kesadaran kepada umat Muslim, menjadikan bulan ini sebagai waktu yang berharga untuk refleksi, pembelajaran, dan transformasi diri mendekat kepada sunnah dan ajaran Nabi.

Diakhir acara beliau selalu tidak lupa untuk mengingatkan serta mengajak jamaah untuk mendekat pada sunnah dan ajaran Nabi Nabi Muhammad SAW serta mendoakan para jamaah agar Allah menanamkan di hati kita semua rasa cinta kepada Nabi Muhammad hingga layak bersanding dengan Nabi Muhammad SAW di akhirat kelak. (*)