Begitu juga yang diharapkan oleh Ustadzah Syarifah, dari seminar ini para peserta pulang sudah memahami filosofi diamond dan mengaplikasikannya dalam kehidupan.
Mulai dari pencarian jati diri sebagai perempuan muslimah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Kemudian diasah, dibentuk dengan berbagai ujian kehidupan. Hingga ia menjadi Diamond itu sendiri.
Apa yang membuat Diamond terlihat begitu bernilai dibanding batu lainnya? Meskipun batu lainnya juga sama-sama indah, dan melalui proses tempaan yang sama? Jawabannya ternyata sederhana, yaitu kejernihan. Jika batu lain memiliki serat, tetapi tidak dengan berlian, berlian sangat jernih. Semakin jernih berliannya maka semakin bernilai harganya, terangnya.
“Begitulah perumpamaan seorang perempuan yang dikatakan indah, seperti halnya berlian atau yang sering disebut diamond. Semakin jernih hati seorang perempuan, maka semakin bernilai di mata Allah,” tuturnya.
“Mungkin banyak dari perempuan yang saat ini merasa belum bernilai, tetapi jika berhasil melewati prosesnya, melalui berbagai tempaan ujian, maka Allah lah yang akan menjadikannya sesuatu, From Nothing to Something,” sambung Ustadzah Syarifah Aisyah.
Kata Ustadzah Syarifah lagi, di saat seseorang berada dititik puncak namun merasa tidak ada apa-apanya, justru dia akan menyadari bahwa sebenarnya dia bukanlah siapa-siapa tanpa anugerah yang Allah berikan. Dia akan merasa berada dititik nol yang meletakkan dahi karena bersyukur bahwa dirinya hanyalah seorang hamba.
Hanya seorang ahli berlianlah yang mampu melakukan proses pembentukan hingga menjadi sebuah berlian. Dan layaknya sebuah berlian, seperti itulah beliau, begitu memukaunya Ustadzah Syarifah Aisyah yang mampu menjelaskan hal itu dan mengaitkan sesuai dengan hadits dan firman-Nya.
Tinggalkan Balasan