Arie Kriting (Foto: Net)

JAKARTA, Eranasional.com – Kebijakan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat perihal jam masuk sekolah SMA sederajat di Kota Kupang pukul 05.00 WITA menuai sorotan publik.

Kebijakan tersebut disampaikan oleh Viktor dalam agenda pertemuan bersama kepala sekolah yang digelar pada Kamis 23 Februari 2023 lalu.

Berbagai video yang memperlihatkan kondisi sekolah di pagi buta pun viral di media sosial. Bahkan sebelum matahari terbit, para guru dan siswa sudah terlihat berada di sekolah dan bersiap untuk memulai pelajaran

Kebijakan tersebut lantas menuai pro kontra dari publik. Menurut Viktor, anak-anak SMA harus dibiasakan untuk bangun pukul 04.00 WITA setiap harinya. Namun, banyak pendapat lain yang justru bertentangan

Salah satunya yang ikut berkomentar adalah komika Arie Kriting. Menurut Arie, jam sekolah yang dimulai pukul 5 pagi tidak akan berpengaruh pada kecerdasan para pelajar

“Mending pelajar SMA di NTT tidak usah masuk sekolah dulu. Tidak akan bikin kalian tiba-tiba jadi bodoh,” tulis @Arie_Kriting, di Twitter pribadinya.

Arie Kriting rupanya menjadi salah satu masyarakat yang menentang kebijakan Gubernur NTT tersebut. Sang komika menilai kebijakan yang dibuat oleh Viktor tidak memiliki alasan ilmiah yang kuat sehingga para murid harus datang ke sekolah di pagi buta

“Dari pada kalian ikuti keputusan yang tidak ada landasan ilmiah begitu. Pembodohan namanya itu,” tambahnya.

Lebih lanjut, Arie Kriting berpesan agar para pelajar bisa memahami caranya bersikap dengan lebih baik meskipun tidak belajar di sekolah

“Tidak belajar di sekolah, tapi setidaknya kalian belajar bersikap,” pungkasnya

Sementara itu, Viktor Laiskodat menerangkan bahwa kebijakan sekolah masuk jam 5 pagi itu berdasarkan diskusi dan kajian dengan instansi terkait.

Salah satu pertimbangannya dari sisi postur APBD Provinsi NTT yang begitu besar, tapi lulusan SMA dan SMK asal NTT yang diterima di perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia jumlahnya sangat minim.

“Dalam rapat saya diskusi dengan teman-teman kepala sekolah dan kepala dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi Nusa Tenggara Timur mengapa uang begini banyak dilawan dengan sekolah swasta yang datang dari Jakarta yang saya tahu pasti mereka punya investasi sekitar 3 persen di bawah dari Provinsi Nusa Tenggara Timur punya investasi, kok tidak ada yang tembus UI 200 orang, UGM sekian orang, ITS,” beber Viktor Laiskodat.